Pembelajaran Bahasa Inggris Anak : Pendekatan Natural Hypothesis
Pembelajaran Bahasa Inggris Anak
Kapankah seorang anak sebaiknya mulai belajar bahasa, khususnya belajar bahasa Inggris? Apakah memperkenalkan pembelajaran bahasa Inggris apada anak merupakan tindakan bijak? Pembelajaran bahasa Inggris anak sebaiknya bagaimana? Kita akan mengupas pembelajaran bahasa Inggris anak melalui salah satu pendekatan, yaitu “Natural Approach” .
Pembelajaran bahasa Inggris Anak dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, salah satunya adalah “Natural Approach” yang dikembangkan oleh Stephen Krashen dan Tracy Terrell. Pendekatan ini berfokus pada proses akuisisi bahasa yang alami, mirip dengan cara anak-anak belajar bahasa ibu mereka.
Salah satu contoh nyata dari pendekatan ini adalah apa yang terjadi pada bayi pada masa awal berbicara. Bayi dapat mengucapkan kata pertama tidak melalui proses “pembelajaran” (belajar secara sadar). Bayi “menyerap” dari “paparan” yang dia dapat dan akhirnya dapat meniru kata pertamanya. Sungguh suatu keajaiban Tuhan !!!. Jadi, salah satu faktor penting yang perlu diingat adalah : jumlah paparan, apakah paparan itu merupakan “model” yang benar, dan interaksi yang diberikan.
Berikut adalah penjelasan mendalam mengenai pendekatan ini dan bagaimana penerapannya dalam konteks pendidikan anak.
Pembelajaran bahasa Inggris Anak :Konsep Dasar “Natural Approach”
“Natural Approach” didasarkan pada lima hipotesis yang menjelaskan bagaimana bahasa diperoleh secara alami:
1. “Hipotesis Akuisisi vs. Pembelajaran”: Krashen membedakan antara “akuisisi/penyerapan” (acquisition), yaitu proses belajar bahasa secara tidak sadar melalui interaksi, dan “pembelajaran” (learning), yang merupakan pembelajaran secara sadar terhadap aturan bahasa. Kemampuan “penyerapan” mencapai kondisi optimal saat bayi dan akan memudar seiring dengan bertambahnya usia. “Pembelajaran” secara bertahap akan menggantikan “penyerapan” seiring dengan bertambahnya usia seseorang. Bisa disimpulkan bahwa pada seorang dewasa, “penyerapan” berada dalam kondisi minimal dan “pembelajaran” dalam kondisi optimal. Sebaliknya, seorang anak berada dalam kondisi “penyerapan” optimal dan belum memulai proses “pembelajaran”. Saat usia “dini” inilah pembelajaran bahasa Inggris anak menemukan masa optimalnya.
2. “Hipotesis Input”: Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam hipotesis ini. Pertama, input yang didapat harus dapat dicerna dan dimengerti anak (comprehensible input). Implikasinya adalah bahwa paparan yang didapat anak harus dari “model” yang “benar”. Dalam konteks belajar bahasa Inggris, bagaimana jika seorang anak mendapat paparan berupa pengucapan yang “salah”. Hal ini karena paparan dihasilkan oleh guru yang kurang kompeten. Kesalahan seperti ini akan membatu (focilized) dan sulit diperbaiki. Kedua, pembelajaran bahasa terjadi ketika siswa menerima input yang sedikit lebih tinggi dari kemampuan mereka saat ini (i+1). Ini berarti materi yang diajarkan harus dapat dipahami tetapi juga menantang. Guru harus memiliki kemampuan untuk mengelola materi sedemikian rupa sehingga anak terus bertumbuh.
3. “Hipotesis Monitor”: Anak anak menyerap tata bahasa dalam sifat alaminya. Jelas di sini bahwa anak anak tidak “belajar” tata bahasa secara sadar namun mampu menggunakannya. Kesadaran tata bahasa akan muncul di kemudian hari, bukan pada saat masih anak anak. Siswa menggunakan pengetahuan yang mereka pelajari untuk memonitor penggunaan bahasa mereka, tetapi ini bukanlah cara utama untuk belajar tata bahasa. Kesadaran akan tata bahasa membutuhkan waktu untuk berkembang dan akan mencapai kesadaran lebih tinggi (grammar awareness) di usia lebih dewasa. Jadi, apakah bijak meminta anak anak untuk belajar tata bahasa atau menguji pengetahuan anak anak tentang tata bahasa?
4. “Hipotesis Alamiah”: Anak anak akan menyerap aturan bahasa dalam urutan alami yang dapat diprediksi. Bagaimana dengan belajar bahasa Inggris? Bahasa Inggris kemungkinan merupakan bahasa kedua atau ketiga yang diserap anak anak. Tentunya hal ini tidak semudah saat anak anak menyerap bahasa pertama (bahasa daerah atau bahasa Indonesia). Proses penyerapan dalam belajar bahasa Inggris harus mengikuti urutan alami yang sama dengan cara anak-anak belajar bahasa pertama mereka.
5. “Filter Afektif”: Anak anak membutuhkan lingkungan yang nyaman untuk menyerap bahasa secara optimal. Jadi, anak anak harus dijauhkan dari faktor faktor yang mempengaruhi emosi mereka. Kondisi emaosi anak akan mempengaruhi apakah inputnya dapat dicerna dan dimengerti atau tidak. Guru memiliki peran penting dalam mengolah materi yang terlihat “rumit” dan menyajikannya menjadi paparan yang mudah dicerna dan dimengerti anak anak. Pendekatan “bermain sambil belajar” menjadi salah satu metode yang cukup efektif. Dengan pendekatan ini maka motivasi anak dapat terjaga dan anak anak sekaligus dapat mengembangkan kemampuan bersosialisasi. Motivasi berperan penting dalam proses akuisisi; siswa harus merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar.
Penerapan Natural Approach dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
Penerapan Natural Approach dalam pembelajaran bahasa Inggris anak melibatkan beberapa strategi:
- Penggunaan Bahasa dalam Konteks Nyata/Sehari hari: Mengajarkan kosakata dan struktur kalimat sederhana melalui konteks nyata dan situasi sehari-hari, bukan hanya melalui pengajaran tata bahasa formal. Misalnya, menggunakan permainan peran atau aktivitas kelompok untuk menciptakan situasi komunikasi yang nyata.
- Fokus pada Pemahaman: Materi ajar harus disajikan dalam bentuk yang mudah dipahami oleh anak-anak. Ini bisa dilakukan dengan menggunakan gambar, cerita, atau video yang menarik perhatian mereka. Hal ini juga disesuaikan dengan “mode belajar” anak. Setiap anak memiliki mode belajar masing-masing : Visual, Auditory atau Kinesthetic.
- Interaksi Sosial: Mendorong siswa untuk berinteraksi satu sama lain dalam bahasa Inggris. Diskusi kelompok kecil atau proyek kolaboratif dapat meningkatkan kemampuan berbicara dan mendengarkan mereka.
- Penggunaan Berbagai Metode Pengajaran: Menggabungkan metode lain seperti Total Physical Response (TPR) untuk membantu anak-anak mengaitkan kata-kata dengan tindakan fisik, sehingga meningkatkan daya ingat mereka. Ini merupakan salah satu implementasi untuk para siswa yang memiliki mode belajar “Kinestetic”.
Manfaat Pendekatan Natural Approach
Menggunakan Natural Approach dalam pembelajaran bahasa Inggris Anak memiliki beberapa manfaat:
- Meningkatkan Keterampilan Komunikasi: Anak-anak lebih mampu berkomunikasi secara efektif karena mereka belajar dalam konteks yang relevan dan bermakna.
- Meningkatkan Motivasi Belajar: Dengan pendekatan yang lebih santai dan menyenangkan, anak-anak cenderung lebih termotivasi untuk belajar. Pencapaian level bukan merupakan tujauan utama. Yang terpenting adalah anak menikmati proses belajar bahasa Inggris.
- Menekankan pada Proses Belajar BUKAN hasil Belajar : Setiap anak bersifat unik sehingga tidak dapat disama ratakan. Begitu pula, setiap anak memiliki “bakat bahasa” yang berbeda beda. Apabila kita menitikberatkan pada hasil, maka kita sedang mengorbankan fase perkembangan anak. Anak sebaiknya diarahkan untuk menjalani proses yang sewajarnya tanpa menuntut hasil secara berlebihan. Dalam pembelajaran bahasa, beberapa soft skill dapat dikembangkan secara bersamaan : ketekunan, mengurangi rasa malu, berani salah dan lain lain.
- Memfasilitasi Pembelajaran Alami: Anak-anak belajar dengan cara yang lebih alami, mirip dengan bagaimana mereka belajar bahasa ibu mereka, sehingga prosesnya menjadi lebih intuitif. Pembelajaran yang dipaksakan akan merusak perkembangan otak dan diri anak karena prosesnya sudah tidak alami. Biarkan anak berkembang sesuai dengan tahapan pertumbuhan mereka.
Kesimpulan
Pendekatan Natural Hypothesis menawarkan cara yang efektif dan menyenangkan untuk melakukan pembelajaran bahasa Inggris anak. Dengan fokus pada akuisisi alami melalui interaksi sosial dan konteks nyata, metode ini tidak hanya meningkatkan kemampuan berbahasa tetapi juga membangun kepercayaan diri siswa dalam menggunakan bahasa Inggris. Implementasi strategi-strategi ini di kelas dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang positif dan produktif bagi anak-anak.
LINK
Rincian Program Kursus/les Bahasa Inggris untuk siswa SD https://liayogyakarta.com/kursus-les-bahasa-inggris-anak-sd/
Kelas Baru https://liayogyakarta.com/kelas-baru-lia-januari-2025/
Beda belajar bahasa Inggris di Kursus dan Sekolah https://lb.liayogyakarta.com/belajar-bahasa-inggris/
Bagaimana pengajaran bahasa Inggris di Indonesia ? https://www.kompas.com/edu/read/2025/01/04/090000471/krisis-berbahasa-inggris?page=all#page2
3 Comments